Kamis 03 Mar 2016 07:00 WIB

Misteri Sukarno Memilih 17 Agustus 1945 Jadi Hari Kemerdekaan

Mantan presiden Soekarno
Foto:
Mantan presiden Soekarno

Ketika proklamasi, Indonesia belum memiliki kepolisian. Sudiro selaku ketua Barisan Pelopor menganggap perlu adanya pasukan pengawal dan pengamanan Bung Karno.

Setelah beberapa jam proklamasi kemerdekaan, menjelang sore dibentuklah pasukan pengawal dan pengamanan Presiden yang anggota-anggotanya diambil dari Barisan Pelopor.

Sudiro lebih memilih para jawara atau ahli silat Betawi. Belum ada yang mempergunakan senjata modern. Hanya tombak, kelewang, bambu runcing, dan golok.

Pakaian mereka seadanya dan tidak berseragam. Bahkan, ada seorang yang kakinya dibalut perban karena korengan.

Teks naskah proklamasi kemerdekaan baru usai disusun pukul 04.00 pada 17 Agustus 1945. Mula-mula Bung Karno dan Bung Hatta minta seluruh hadirin yang berkumpul di kediaman Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol sebanyak 31 orang menandatangani bersama.

Kelompok pemuda tidak setuju dan minta agar Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia yang menandatangani. Semula, diusulkan agar proklamasi dilakukan di Lapangan IKADA (kini Monas). Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena pasukan Jepang dalam keadaan kekuatan penuh, akhirnya diputuskan di Pegangsaan Timur 56.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement