Jumat 29 Apr 2016 07:00 WIB

Perjalanan Hidup Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro

Salah satu karya paling fenomenal Raden Saleh, lukisan 'Penangkapan Pangeran Diponegoro'. Lukisan yang dibuat pada 1857 itu dihadiahi Raden Saleh kepada Raja Belanda William III.
Salah satu karya paling fenomenal Raden Saleh, lukisan 'Penangkapan Pangeran Diponegoro'. Lukisan yang dibuat pada 1857 itu dihadiahi Raden Saleh kepada Raja Belanda William III.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Berbelok ke kiri dari arah selatan Jalan Pahlawan (dulu Jalan Bondongan), Kelurahan Empang, Bogor Selatan terletak Gang Makam Raden Saleh. Di gang kecil yang tak dapat dilalui mobil, terletak makam Raden Saleh Syarif Bustaman, pelukis beraliran naturalis yang memancangkan tonggak sejarah seni rupa Indonesia abad ke-19. Bersebelahan dengan makam itu, terdapat makam istrinya RA Danurejo, putri dari Kesultanan Mataram, Yogyakarta.

Makam pelukis yang karya-karyanya banyak dikagumi di mancanegara ini nyaris tidak diketahui orang, kalau saja pada 1923 atau 43 tahun setelah wafatnya pelukis ini, Adung Wiriatmadja, mantan wakil kepala Kejaksaan Bogor, tidak membersihkan alang-alang. Saat itu tanpa sengaja ia menemukan makam R Saleh, di tanah milik keluarganya itu, cerita R Isun Sunarya, keponakan Adung.

Mengapa pelukis terkenal dan istrinya dimakamkan di tempat terpencil? Menurut Isun Sunarya, ”Sebelumnya di tanah ini dimakamkan leluhur kami Raden Panuripan."

Sedangkan R Saleh dimakamkan di sana, karena ia tinggal di Bogor. "Di samping itu, ia dan istrinya sebagai raden setingkat dengan leluhur kami," kata juru kunci situs makam Raden Saleh itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement